Harga emas turun pada hari Rabu(30/4), tertekan oleh dolar yang lebih kuat dan meredanya ketegangan perdagangan, sementara investor menunggu data utama AS minggu ini untuk mendapatkan wawasan tentang prospek suku bunga Federal Reserve.

Harga emas spot turun 0,3% menjadi $3.306,18 per ons pada pukul 06.24 GMT. Logam mulia tersebut berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan keempat berturut-turut, naik hampir 6% sejauh ini pada bulan April.

Ada sedikit pemulihan dalam kekuatan dolar secara luas, yang menyebabkan sedikit retracement dalam emas, kata Nicholas Frappell, kepala pasar institusional global di ABC Refinery.

Presiden AS Donald Trump menandatangani sepasang perintah untuk melunakkan dampak tarif otomotifnya pada hari Selasa, sementara tim perdagangannya memuji kesepakatan pertamanya dengan mitra dagang asing. "Meskipun pemerintahan Trump sedang mengurangi tarif, tarif tersebut masih tinggi dan kepercayaan terhadap aset AS telah terguncang, bisa dibilang secara permanen," kata analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda.

Emas batangan, yang merupakan perlindungan terhadap kekacauan politik dan keuangan, terakhir kali melonjak ke rekor tertinggi $3.500,05 per ons pada tanggal 22 April karena investor mencari perlindungan dari kekacauan ekonomi global.

Pelaku pasar akan memindai data ekonomi, termasuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS di kemudian hari dan laporan penggajian nonpertanian pada hari Jumat, untuk lebih mengukur dampak tarif terbaru terhadap prospek suku bunga Fed.

"Data PCE diperkirakan akan menunjukkan moderasi lebih lanjut dalam harga dan tetap membuka peluang bagi pemangkasan suku bunga Fed lebih lanjut. Jika kita mendapatkan kejutan positif, maka peluang tersebut dapat berkurang dan itu dapat membebani harga emas," kata Rodda.

Para pedagang saat ini memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga sekitar 95 basis poin pada akhir tahun. Harga perak spot turun 0,3% menjadi $32,87 per ons, platinum turun 0,1% menjadi $975,95, dan paladium turun 0,2% menjadi $932,87. (Newsmaker23)

Sumber: Reuters